Sabtu, 05 Mei 2012

Mengoptimalkan Bisnis Ternak Itik


Mengoptimalkan Bisnis Ternak Itik


Usaha peternakan itik atau Bebek di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Model peternakan itik kebanyakan menggunakan cara tradisional yang skala pemeliharaannya kecil dan umumnya diumbar, model pemberian pakanpun mengandalkan pakan alami yang diperoleh di sekitar. Saat ini berkembang bisnis ternak itik untuk pemenuhan kebutuhan daging disamping itik untuk kebutuhan telur yang sudah eksis sebelumnya. Seiring dengan semakin tumbuh warung makan serba bebek, kebutuhan bebek pedaging tidak kalah banyak dengan bebek petelur. Selain itu  Pemenuhan daging itik dari itik afkir saat ini sudah tidak mencukupi lagi. Prospek dari usaha pemeliharaan itik petelurpun  cukup baik mengingat konsumsi telur dari tahun ke tahun terus meningkat, pemeliharaannya sudah mengarah pada semi intentif maupun kearah intentif. Dengan demikian peluang usaha bisnis ternak itik cukup menjanjikan untuk ditekuni. Beberapa orang sukses dalam bisnis itik pernah diulas pada tulisan yang lain.
Ada beranega ragam jenis itik yang berkembang dan diternakkan di Indonesia antara lain Itik tegal, Itik Mojosari, Itik Alabio, Itik Asahan ,itik Peking dan jenis itik lainnya. Itik Tegal memiliki ciri-ciri warna bulu putih polos sampai coklat hitam, warna paruh dan kaki kuning atau hitam. Itik Mojosari merupakan itik yang berasal dari Mojosari, Mojokerto Jawa Timur yang memiliki ciri-ciri warna bulu coklat muda sampai coklat tua, warna paruh hitam dan kaki berwarna hitam. Itik Alabio merupakan itik yang berasal dari Amuntai Kalimantan Selatan dengan Ciri-ciri : badan lebih besar dibandingkan dengan itik Tegal. Itik Asahan merupakan itik yang dikembangkan di Tanjung Balai, Sumatera Utara.

Tips Memulai Bisnis Ternak Itik

Sebelum memulai bisnis ternak itik ada yang perlu diperhatikan untuk tujuan apa kita memelihara itik tersebut. Jika untuk tujuan daging maka yang kita pilih adalah itik jantan atau memelihara itik pedaging seperti itik Peking , Itik Jantan dipilih sebagai itik pedaging karena harga relatif lebih murah. Pemberian pakanpun ditekankan untuk penggemukan. Jika untuk tujuan itik petelur tentu itik betina yang memiliki sifat genetik yang baik dalam bertelur. Selain itu agar usaha ternak itik dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi peternak maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak itik, antara lain:
·         Pemilihan Bibit
·         Pemberian Pakan
·         Perkandangan
·         Tata Laksana Pemeliharaan
·         Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
·         Pengelolaan Reproduksi

1.      Pemilihan Bibit Itik
Untuk tujuan penghasil telur maka hendaknya dipilih itik-itik yang bercirikan :
·         Tubuh ramping (tidak gemuk) dan bentuk seperti botol, leher kecil, panjang dan bulat seperti rotan.
·         Kepala kecil, mata bersinar (terletak dibagian atas kepala).
·         Sayap menutup badan secara rapat, dengan ujung sayap tersusun rapi dipangkal ekor, bulu halus, rapi dan tidak kusut.
·         Kaki berdiri kokoh (induk yang produksi telurnya tinggi antara lain itik Tegal, Khaki Khampbell dan itik Bali).
 
2.      Pemberian Pakan
Pada dasarnya pemberian pakan untuk itik memerlukan kandungan protein yang tinggi dan pemberian pakannya ada 2 macam cara yakni :
·         Pakan lengkap dari satu jenis saja, dapat dalam bentuk all mash, pellet atau crumble yang sudah lengkap semua unsur nutrisinya (cara ini biasanya untuk suatu peternakan besar).
·         Pakan lengkap dari beberapa jenis seperti campuran dedak padi, jagung, bungkil kedele dsb. (cara ini yang umum dipakai oleh peternak rakyat).
     Jumlah/konsumsi pakan untuk berbagai periode umur itik :
      Umur 1 – 2 minggu 60 gr/ekor/hari.
      - Umur 3 – 4 minggu 80 gr/ekor/hari.
      - Umur 5 – 9 minggu 100 gr/ekor/hari.
      - Umur 10 minggu 150-180gr/ekor/hari.
    Kebutuhan protein untuk berbagai periode :
     - Anak itik (0 – 6 minggu) 20 – 22%
     - Itik dara (6 – 13 minggu) 16 – 18%
     - Dewasa (> – 13 minggu) 15 – 16%
   Bahan-bahan makanan sumber protein antara lain :
    - Bungkil kedele (protein 42 – 50%)
    - Bungkil kelapa (protein 19 – 23%)
    - Bungkil kacang (protein 0 – 15%)
    - Tepung ikan (protein 42,3 – 68,8%)
   Hal lain yang perlu diperhatikan antara lain :
          Bahan pakan yang akan diberikan hendaknya tidak berbau tengik, tidak berjamur dan tidak berlebihan jumlahnya.
     Selalu disediakan air minum dan ditempatkan agak lebih tinggi dari tempat pakan.

Tidak ada komentar: